Kematian ibu di Provinsi Jawa Tengahsaat ini masih merupakan permasalahan. Angka kematian ibu di provinsi Jawa Tengah berfluktuasi, tahun 2008 sebesar 114,42 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat menjadi 117,02 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, dan tiga tahun terakhir cenderung mengalami kanaikan yaitu 116,01 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011 , 116,34 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 118,62 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kota Semarang menduduki peringkat ke 5 di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2011 jumlah angka kematian ibu mencapai 31 kasus, tahun 2012 sebanyak 22 kasus, tahun 2013 sampai bulan September sudah mencapai 25 kasus.
Tingginya angka kematian ibu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko. Faktor resiko tersebut diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi, kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan. Dari sekian banyak faktor resiko, faktor penyebab kematian ibu terbesar adalah penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya pre eklamsi / eklamsi, perdarahan post partum, anemia dan infeksi. Dalam upaya peningkatan kesehatan ibu serta menurunkan angka kematian ibu telah banyak dilakukan pelatihan – pelatihan baik untuk tenaga medis maupun tenaga bidan. Begitu pula untuk fasilitas pelayanan kesehatan dasar sudah dikembangkan PONED, dan PONEK untuk fasilitas kesehatan lanjutan.
TUJUAN
- Tujuan Umum
Mendukung dalam penurunan Angka Kematian Ibu
- Adapun tujuan Khusus
- Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dokter umum dalam memberikan pelayanan ibu bersalin di Instalasi Gawat Darurat dan ruang bersalin
- Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan bidan dan perawat dalam memberikan pelayanan ibu bersalin di Instalasi Gawat Darurat dan ruang bersalin