Download

Konstitusi Organisasi Kesehatan sedunia (WHO) tahun 1948 dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H  menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya.

Dewasa ini pelayanan rumah sakit telah bergeser dari “Hospital Oriented Service’’ Menjadi “Patient Oriented Service’’ artinya pelayanan berorientasi pada kebutuhan pasien dan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan publik berupaya memfasilitasi dengan sebaik-baiknya. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan hak-haknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Selain masalah fisik, pasien dengan penyakit kronis mengalami gangguan psikososial berupa gangguan konsep diri, anxiety, hopeless, helpless sehingga memerlukan defence mechanism yang efektif dan konstruktif. Mereka membutuhkan teman untuk berbagi cerita. Pasien memerlukan suatu support system baik dari pasangan, keluarga, saudara, teman sebaya, petugas kesehatan, pekerja sosial dan juga teman-teman sesama penderita penyakit yang sama. Karena itu, para pasien dengan inisiatif dan spontanitas mereka, membentuk suatu komunitas berupa paguyuban sebagai wadah bagi para pasien untuk bisa saling mengenal, bersosialisasi dan saling memotivasi.

RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah melalui tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) dalam upaya memfasilitasi kegiatan paguyuban tersebut agar lebih terarah maka dipandang perlu menyelenggarakan ’’Seminar Kesehatan dan Launching Paguyuban Pasien Kemoterapi, Hemodialisa dan Senam Paliatif RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah’ . Tujuan kegiatan  ini adalah memberi bekal pengetahuan pada para pasien anggota paguyuban kemoterapi, hemodialisa dan senam paliatif dan melaunching secara resmi kegiatan paguyuban dan dapat sebagai forum silaturahmi antar pasien kemoterapi, hemodialisa dan senam paliatif., mempererat hubungan antara petugas kesehatan dengan para pasien. dan meningkatkan promosi kesehatan di RSUD Tugurejo.

     Masalah gizi seringkali terjadi menyertai penyakit dan dapat dijumpai pada pasien yang dirawat di rumah sakit maupun pada paien rawat jalan. Masalah gizi yang sering terjadi di rumah sakit adalah protein energy malnutrition (PEM) atau kurang energi protein (KEP) dengan tanda penurunan berat badan, hilangnya massa otot dan massa lemak yang akan berlangsung kronis baik sebelum dan sesudah dirawat di rumah sakit.

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian yang sangat penting dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh pada rumah sakit untuk mengatasi dan mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan gizi di rumah sakit saat ini ditujukan untuk terapi gizi, dimana merupakan bagian terapi holistik pada pasien yag dirawat di rumah sakit.

      Pemenuhan dan penyediaan makanan atau diet dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi secara optimal pada pasien rawat inap memerlukan pengetahuan dan keterampilan mengenai komposisi zat gizi dan senyawa yang berkhasiat dalam makanan oral, enteral dan pareneteral serta pencampuran zat gizi, pengetahuan dan keterampilan tehnik pemberian zat gizi terutama enteral dan parenteral serta memiliki pengetahuan medis mengenai komplikasi metabolik dan saluran cerna serta harus dapat mempertimbangkan kecukupan komposisi makronutrien, mikronutrien,mineral, serat serta cairan karena pada pasien biasanya ada keterbatasan pada penerimaan, pencernaan dan penyerapan berbagai zat gizi melalui pemberian makanan oral, enteral dan parenteral.

      Oleh karena itu, berkaitan dengan adanya SK Direktur RSUD Tugurejo Semarang mengenai adanya Tim Terapi Gizi RS maka dipandang perlu adanya penyelenggaraan seminar mengenai “Hospital Malnutrition” dan Workshop “Implementasi Tim Terapi Gizi RS”. Adapun tujuannya adalah Memberikan bekal ilmu terhadap dokter dan paramedik mengenai “Hospital Malnutrition” dan “Tim Terapi Gizi RS”. Dan didukung oleh  Narasumber yang profesional seperti :

1. Dr. dr. Hertanto, MSc. Sp.GK tentang “Overview & Importance of Multidisiplinnary Approach in Hospital Malnutrition”.
2. Niken Puruhita, MSc. Sp.GK tentang “Tim Terapi Gizi & Implementasi di RS”
3. Risky Ika Riani, Sp.GK tentang “Terapi Gizi pasien Malnutrisi”
4. Instalasi Gizi (Ahli Gizi) tentang “Nutrition Assesment & Screenning”
5. Instalasi Rekam Medis RS Dr.Kariadi Semarang tentang “ Koding Malnutrisi pada Rekam Medis”
6. F, M.H tentang “Medikolegal”